Tampilkan postingan dengan label planet. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label planet. Tampilkan semua postingan

Selasa, 14 Februari 2012

Batu Yang Lebih Mahal 10x dari Emas

Ilmuwan mengonfirmasi temuan 15 pound atau sekitar 6,8 kilogram bebatuan meteorit yang jatuh di Maroko, Juli lalu, berasal dari planet Mars. Batu-batu ini diperkirakan bernilai 10 kali lebih berharga dibanding emas.

METEOR,Lebih Mahal 10x dari Emas

Sejauh ini, hanya lima kali meteroit asal Mars yang dilihat manusia sampai ke bumi. Kebanyakan, meteor-meteor yang menghujani planet kita, habis bergesekan dengan atmosfer.

Meteorit Mars terakhir ditemukan pada 1962, di mana meteorit tersebut baru saja jatuh sehingga belum terkontaminasi dengan zat-zat kimia bumi. Menurut ilmuwan, bebatuan yang ditemukan di Maroko Desember itu juga masih murni.

Menurut ilmuwan, bebatuan ini bisa jadi bukti krusial dalam pencarian manusia akan kehidupan di Mars. Bola berpendar itu sebenarnya sudah terlihat sejak enam bulan lalu di langit. Namun, batunya baru ditemukan di tanah Desember lalu di Afrika bagian utara.

Batuan Paling Mahal SeDunia

Ilmuwan dan kolektor meteorit sangat senang karena batu-batu ini cukup besar. Sebuah komite khusus meteorit, termasuk di dalamnya pakar dari NASA, mengonfirmasi hasil penelitian mereka, Selasa lalu.

Mereka mensertifikasi bahwa batu-batu yang dikumpulkan seberat 6,8 kg itu berasal dari Mars. Batu terbesar berbobot 0,9 kilogram.

Sampel baru ini ada di tangan penjual. Sebelum sertifikasi resmi keluar, ilmuwan NASA, penggiat museum, dan univesitas berlomba untuk membeli bebatuan ini.

“Ini sampel gratis dari Mars, hanya itu. Tapi anda harus membayar dealer untuk itu,” kata pakar meteorit asal University of Alberta, Chris Herd. Dialah yang memimpin komite khusus yang memberikan sertifikasi untuk meteorit Maroko tersebut.

Dia sudah membeli sepotong meteroit dan dia sudah senang memegangnya, sambil memanggil batu itu, “sangat spektakuler.”

Agen penjual batu Mars yang dinamai Tissint itu, Darryl Pitt, mengatakan harga Tissint US$11.000-22.500 per ons. Sejauh ini, dia sudah menjual hampir semua pasokan yang ada. Harga ini, sekitar 10 kali lipat dari harga emas.

Ilmuwan menduga, jutaan tahun lalu, sesuatu yang besar menabrak Mars dan mengakibatkan bebatuan pecahan Mars menyebar di tata surya. Setelah perjalanan panjang melalui ruang hampa, satu persatu bebatuan ini jatuh ke bumi, pecah jadi potongan-potongan kecil.

Mayoritas sampel meteorit Mars selama ini telah jatuh di bumi jutaan tahun–atau paling tidak dekade–sebelum ditemukan manusia. Dalam kurun waktu itu, bebatuan ini tercemar dengan material bumi.

Sebagian besar bebatuan Mars telah ada di bumi selama berabad-abad dan ditemukan di Antartika atau padang pasir.  Saat ditemukan, meteroit ini begitu mirip dengan batuan gelap bumi. Jika mereka jatuh di tempat lain, seperti Maryland, bebatuan ini ‘berbaur’ dengan batuan bumi lainnya sehingga tidak akan ditemukan.

Ilmuwan dapat mengidentifikasi batu Mars ini karena secara geologi, Mars lebih aktif, bebatuannya cenderung berusia jauh lebih muda–jutaan atau ratusan tahun–dibandingkan batu dari bulan atau asteroid.

source: VIVAnews

Batu Yang Lebih Mahal 10x dari Emas

Ilmuwan mengonfirmasi temuan 15 pound atau sekitar 6,8 kilogram bebatuan meteorit yang jatuh di Maroko, Juli lalu, berasal dari planet Mars. Batu-batu ini diperkirakan bernilai 10 kali lebih berharga dibanding emas.

METEOR,Lebih Mahal 10x dari Emas

Sejauh ini, hanya lima kali meteroit asal Mars yang dilihat manusia sampai ke bumi. Kebanyakan, meteor-meteor yang menghujani planet kita, habis bergesekan dengan atmosfer.

Meteorit Mars terakhir ditemukan pada 1962, di mana meteorit tersebut baru saja jatuh sehingga belum terkontaminasi dengan zat-zat kimia bumi. Menurut ilmuwan, bebatuan yang ditemukan di Maroko Desember itu juga masih murni.

Menurut ilmuwan, bebatuan ini bisa jadi bukti krusial dalam pencarian manusia akan kehidupan di Mars. Bola berpendar itu sebenarnya sudah terlihat sejak enam bulan lalu di langit. Namun, batunya baru ditemukan di tanah Desember lalu di Afrika bagian utara.

Batuan Paling Mahal SeDunia

Ilmuwan dan kolektor meteorit sangat senang karena batu-batu ini cukup besar. Sebuah komite khusus meteorit, termasuk di dalamnya pakar dari NASA, mengonfirmasi hasil penelitian mereka, Selasa lalu.

Mereka mensertifikasi bahwa batu-batu yang dikumpulkan seberat 6,8 kg itu berasal dari Mars. Batu terbesar berbobot 0,9 kilogram.

Sampel baru ini ada di tangan penjual. Sebelum sertifikasi resmi keluar, ilmuwan NASA, penggiat museum, dan univesitas berlomba untuk membeli bebatuan ini.

“Ini sampel gratis dari Mars, hanya itu. Tapi anda harus membayar dealer untuk itu,” kata pakar meteorit asal University of Alberta, Chris Herd. Dialah yang memimpin komite khusus yang memberikan sertifikasi untuk meteorit Maroko tersebut.

Dia sudah membeli sepotong meteroit dan dia sudah senang memegangnya, sambil memanggil batu itu, “sangat spektakuler.”

Agen penjual batu Mars yang dinamai Tissint itu, Darryl Pitt, mengatakan harga Tissint US$11.000-22.500 per ons. Sejauh ini, dia sudah menjual hampir semua pasokan yang ada. Harga ini, sekitar 10 kali lipat dari harga emas.

Ilmuwan menduga, jutaan tahun lalu, sesuatu yang besar menabrak Mars dan mengakibatkan bebatuan pecahan Mars menyebar di tata surya. Setelah perjalanan panjang melalui ruang hampa, satu persatu bebatuan ini jatuh ke bumi, pecah jadi potongan-potongan kecil.

Mayoritas sampel meteorit Mars selama ini telah jatuh di bumi jutaan tahun–atau paling tidak dekade–sebelum ditemukan manusia. Dalam kurun waktu itu, bebatuan ini tercemar dengan material bumi.

Sebagian besar bebatuan Mars telah ada di bumi selama berabad-abad dan ditemukan di Antartika atau padang pasir.  Saat ditemukan, meteroit ini begitu mirip dengan batuan gelap bumi. Jika mereka jatuh di tempat lain, seperti Maryland, bebatuan ini ‘berbaur’ dengan batuan bumi lainnya sehingga tidak akan ditemukan.

Ilmuwan dapat mengidentifikasi batu Mars ini karena secara geologi, Mars lebih aktif, bebatuannya cenderung berusia jauh lebih muda–jutaan atau ratusan tahun–dibandingkan batu dari bulan atau asteroid.

source: VIVAnews

Rabu, 28 Desember 2011

Obyek Luar Angkasa Tertua Yang Ditemukan

Objek tertua ditemukan di ruang angkasa sepanjang sejarah manusia. Galaksi ini telah hilang lebih dari 13 miliar tahun cahaya, sebelum akhirnya terlihat oleh Hubble.  Cuma  sekitar 600 juta tahun lebih muda dari alam semesta (yang diketahui manusia selama ini).


Foto ini adalah sebuah render dari ‘UDFy-38135539′, ruang objek yang paling kuno yang ditemukan sampai saat ini. Jaraknya sangat jauh, Bahkan lensa Hubble hanya melihatnya sebagai satu titik kecil.


Objek ini 160 juta tahun lebih tua dari galaksi tertua sebelumnya, yang pernah ditemukan pada tahun 2006.  Bagian yang paling menarik adalah, Para astronom berspekulasi bahwa galaksi tertua dibentuk 200 juta tahun setelah Big Bang, artinya Alam Semesta ini sangat besar, dan kita tidak akan tahu apalagi yang bisa kita dapatkan di masa depan tentang Luar Angkasa, Semua bisa mungkin ditemukan.

source: uniqpost.com

Obyek Luar Angkasa Tertua Yang Ditemukan

Objek tertua ditemukan di ruang angkasa sepanjang sejarah manusia. Galaksi ini telah hilang lebih dari 13 miliar tahun cahaya, sebelum akhirnya terlihat oleh Hubble.  Cuma  sekitar 600 juta tahun lebih muda dari alam semesta (yang diketahui manusia selama ini).


Foto ini adalah sebuah render dari ‘UDFy-38135539′, ruang objek yang paling kuno yang ditemukan sampai saat ini. Jaraknya sangat jauh, Bahkan lensa Hubble hanya melihatnya sebagai satu titik kecil.


Objek ini 160 juta tahun lebih tua dari galaksi tertua sebelumnya, yang pernah ditemukan pada tahun 2006.  Bagian yang paling menarik adalah, Para astronom berspekulasi bahwa galaksi tertua dibentuk 200 juta tahun setelah Big Bang, artinya Alam Semesta ini sangat besar, dan kita tidak akan tahu apalagi yang bisa kita dapatkan di masa depan tentang Luar Angkasa, Semua bisa mungkin ditemukan.

source: uniqpost.com

Obyek Luar Angkasa Tertua Yang Ditemukan

Objek tertua ditemukan di ruang angkasa sepanjang sejarah manusia. Galaksi ini telah hilang lebih dari 13 miliar tahun cahaya, sebelum akhirnya terlihat oleh Hubble.  Cuma  sekitar 600 juta tahun lebih muda dari alam semesta (yang diketahui manusia selama ini).


Foto ini adalah sebuah render dari ‘UDFy-38135539′, ruang objek yang paling kuno yang ditemukan sampai saat ini. Jaraknya sangat jauh, Bahkan lensa Hubble hanya melihatnya sebagai satu titik kecil.


Objek ini 160 juta tahun lebih tua dari galaksi tertua sebelumnya, yang pernah ditemukan pada tahun 2006.  Bagian yang paling menarik adalah, Para astronom berspekulasi bahwa galaksi tertua dibentuk 200 juta tahun setelah Big Bang, artinya Alam Semesta ini sangat besar, dan kita tidak akan tahu apalagi yang bisa kita dapatkan di masa depan tentang Luar Angkasa, Semua bisa mungkin ditemukan.

source: uniqpost.com

Jumat, 15 Juli 2011

Akhirnya Terungkap Juga, ... di Planet Neptunus..

Dengan melacak beberapa fitur tertentu di atmosfir, peneliti berhasil melakukan pengukuran akurat pertama terhadap periode rotasi planet Neptunus. Ternyata, satu hari di planet itu berlangsung tepat selama 15 jam, 57 menit dan 59 detik.


Temuan ini memperkaya pengetahuan kita seputar hal yang fundamental di Neptunus dan menyediakan pula mekanisme untuk memahami bagaimana massa planet itu didistribusikan. Seperti diketahui, Neptunus merupakan planet raksasa yang terbuat dari gas.

“Neptunus memiliki dua fitur yang memungkinkan untuk dipantau oleh Hubble Space Telescope yang tampaknya mengatur rotasi interior dari planet tersebut,” kata Erich Karkoschka, ilmuwan dari Lunar and Planetary Laboratory, University of Arizona, seperti dikutip dari Cosmos Magazine.

Karkoschka menambahkan, fitur seperti ini, tidak pernah dijumpai di planet gas raksasa lainnya.

Untuk mencari tahu berapa durasi satu hari di planet itu, Karkoschka mengukur putaran Neptunus dengan mengamati dua fitur yang terlihat mata milik atmosfir planet tersebut.

Ia kemudian mengukur garis bujur di antara setiap gambar yang ditangkap lalu menentukan interval waktu antara observasi dan menyediakan informasi periode putaran.

Berhubung Neptunus telah berotasi sekitar 10 ribu kali dalam 20 tahun terakhir, Karkoschka dapat mengetahui secara akurat periode putaran dengan melacak fitur-fitur ini dalam jangka waktu tersebut.

Hasil penelitian ini merupakan peningkatan pengetahuan yang signifikan terhadap rotasional planet gas sejak pertamakali Giovanni Cassini berhasil mendapati bintik merah planet Jupiter, pada 350 tahun lalu.

Saat ini di kalangan ilmuwan sendiri tampak muncul konsensus bahwa temuan Karkoschka memang akurat. Menurut Craig O’Neill, ilmuwan antariksa dari Macquarie University, Australia, temuan Markoschka seputar periode fitur milik atmosfir Neptunus tepat.

“Selain itu, Karkoschka juga menunjukkan bahwa di kawasan kutub, kecepatan angin lebih rendah dibanding di khatulistiwa,” ucap O’Neill. “Pertanyaan besar berikutnya adalah, bagaimana caranya itu bisa terjadi,” ucapnya.

sumber : vivanews.com

Akhirnya Terungkap Juga, ... di Planet Neptunus..

Dengan melacak beberapa fitur tertentu di atmosfir, peneliti berhasil melakukan pengukuran akurat pertama terhadap periode rotasi planet Neptunus. Ternyata, satu hari di planet itu berlangsung tepat selama 15 jam, 57 menit dan 59 detik.


Temuan ini memperkaya pengetahuan kita seputar hal yang fundamental di Neptunus dan menyediakan pula mekanisme untuk memahami bagaimana massa planet itu didistribusikan. Seperti diketahui, Neptunus merupakan planet raksasa yang terbuat dari gas.

“Neptunus memiliki dua fitur yang memungkinkan untuk dipantau oleh Hubble Space Telescope yang tampaknya mengatur rotasi interior dari planet tersebut,” kata Erich Karkoschka, ilmuwan dari Lunar and Planetary Laboratory, University of Arizona, seperti dikutip dari Cosmos Magazine.

Karkoschka menambahkan, fitur seperti ini, tidak pernah dijumpai di planet gas raksasa lainnya.

Untuk mencari tahu berapa durasi satu hari di planet itu, Karkoschka mengukur putaran Neptunus dengan mengamati dua fitur yang terlihat mata milik atmosfir planet tersebut.

Ia kemudian mengukur garis bujur di antara setiap gambar yang ditangkap lalu menentukan interval waktu antara observasi dan menyediakan informasi periode putaran.

Berhubung Neptunus telah berotasi sekitar 10 ribu kali dalam 20 tahun terakhir, Karkoschka dapat mengetahui secara akurat periode putaran dengan melacak fitur-fitur ini dalam jangka waktu tersebut.

Hasil penelitian ini merupakan peningkatan pengetahuan yang signifikan terhadap rotasional planet gas sejak pertamakali Giovanni Cassini berhasil mendapati bintik merah planet Jupiter, pada 350 tahun lalu.

Saat ini di kalangan ilmuwan sendiri tampak muncul konsensus bahwa temuan Karkoschka memang akurat. Menurut Craig O’Neill, ilmuwan antariksa dari Macquarie University, Australia, temuan Markoschka seputar periode fitur milik atmosfir Neptunus tepat.

“Selain itu, Karkoschka juga menunjukkan bahwa di kawasan kutub, kecepatan angin lebih rendah dibanding di khatulistiwa,” ucap O’Neill. “Pertanyaan besar berikutnya adalah, bagaimana caranya itu bisa terjadi,” ucapnya.

sumber : vivanews.com

Kamis, 23 Juni 2011

Proyek Teleskop Terbesar di Dunia

Proyek teleskop radio terbesar di dunia tengah diupayakan oleh beberapa negara, termasuk kalangan ilmuwan. Pembangunan teleskop bernama Square Kilometre Array (SKA) tersebut diperkirakan mencapai angka 2,1 miliar dollar AS.

Ketika sudah terbangun, teleskop itu akan berukuran 50 kali lebih besar dari teleskop saat ini. Teleskop akan terdiri dari 3.000 antena yang merentang di wilayah sepanjang 5.500 km. Separuh antena akan berada di wilayah sentral seluas 25 km persegi.

Semua informasi yang diterima akan ditransfer dengan kecepatan 100 TB per detik. Informasi akan diproses di sebuah superkomputer yang bekerja dengan kecepatan 1 juta juta juta per detik, atau 1 exabyte.

Ada dua pilihan lokasi tempat pembangunan teleskop superbesar itu, yaitu Australia dan Afrika Selatan. Penentuan lokasi akan dilakukan tahun 2012 nanti berdasarkan beberapa faktor, salah satunya adalah rendahnya gangguan frekuensi radio.

Swinburne Astronomy Productions/SKA Program Development Office Square Kilometre Array (SKA).


Lalu, apa gunanya SKA itu nanti? Professor Dame Jocelyn Bell Burnell, astronom terkemuka dan President The Institute of Physics, mengatakan, kekuatan teleskop radio ini akan melampaui hal-hal yang pernah kita lihat sekarang.

"SKA akan menjadi teleskop radio pertama yang membuat kita mampu memahami apa yang terjadi pada ratusan tahun pertama setelah Big Bang dan melacak sejarah gas, gas di mana bintang berasal sepanjang masa kosmos," kata Boyle.

"SKA bisa memungkinkan kita melihat bagaimana gas membentuk bintang dan bintang membentuk galaksi. Anda juga bisa melihat beberapa bintang beserta piringan dan material terbentuk di sekitarnya yang akan membentuk planet," lanjut Boyle.

Boyle mengungkapkan, SKA menandai perkembangan fisika pasca-Einstein yang akan membantu manusia untuk membuat langkah memahami obyek-obyek angkasa mengagumkan dan masa tergelap jagat raya.

Meski demikian, Boyle tak mengungkapkan lebih spesifik apa yang akan ditemukan dengan SKA. Ketika ditanya, ia hanya menuturkan, "Jika saya bisa memprediksi, maka kami tak akan sebegitu ambisius."

Teknologi yang dibutuhkan untuk mengembangkan SKA sendiri hingga kini belum ada. Namun, kolaborasi antara ilmuwan dan industri diharapkan bisa menyediakannya dalam jangka waktu lebih cepat.


Kesepakatan pembangunan SKA ditandatangani oleh beberapa negara dalam pertemuan di Roma. Negara yang menandatangani, antara lain Australia, China, Perancis, Jerman, Italia, Selandia Baru, Belanda, Afrika Selatan, dan Inggris.

Totalnya, ada 20 negara yang terlibat pembangunan teleskop ini. Mereka akan membentuk badan perencanaan legal pada pertengahan 2011. Inggris berencana untuk berinvestasi sebanyak 24 juta dollar AS dalam fase lanjut pembangunan SKA.

sumber: kompas.com

Proyek Teleskop Terbesar di Dunia

Proyek teleskop radio terbesar di dunia tengah diupayakan oleh beberapa negara, termasuk kalangan ilmuwan. Pembangunan teleskop bernama Square Kilometre Array (SKA) tersebut diperkirakan mencapai angka 2,1 miliar dollar AS.

Ketika sudah terbangun, teleskop itu akan berukuran 50 kali lebih besar dari teleskop saat ini. Teleskop akan terdiri dari 3.000 antena yang merentang di wilayah sepanjang 5.500 km. Separuh antena akan berada di wilayah sentral seluas 25 km persegi.

Semua informasi yang diterima akan ditransfer dengan kecepatan 100 TB per detik. Informasi akan diproses di sebuah superkomputer yang bekerja dengan kecepatan 1 juta juta juta per detik, atau 1 exabyte.

Ada dua pilihan lokasi tempat pembangunan teleskop superbesar itu, yaitu Australia dan Afrika Selatan. Penentuan lokasi akan dilakukan tahun 2012 nanti berdasarkan beberapa faktor, salah satunya adalah rendahnya gangguan frekuensi radio.

Swinburne Astronomy Productions/SKA Program Development Office Square Kilometre Array (SKA).


Lalu, apa gunanya SKA itu nanti? Professor Dame Jocelyn Bell Burnell, astronom terkemuka dan President The Institute of Physics, mengatakan, kekuatan teleskop radio ini akan melampaui hal-hal yang pernah kita lihat sekarang.

"SKA akan menjadi teleskop radio pertama yang membuat kita mampu memahami apa yang terjadi pada ratusan tahun pertama setelah Big Bang dan melacak sejarah gas, gas di mana bintang berasal sepanjang masa kosmos," kata Boyle.

"SKA bisa memungkinkan kita melihat bagaimana gas membentuk bintang dan bintang membentuk galaksi. Anda juga bisa melihat beberapa bintang beserta piringan dan material terbentuk di sekitarnya yang akan membentuk planet," lanjut Boyle.

Boyle mengungkapkan, SKA menandai perkembangan fisika pasca-Einstein yang akan membantu manusia untuk membuat langkah memahami obyek-obyek angkasa mengagumkan dan masa tergelap jagat raya.

Meski demikian, Boyle tak mengungkapkan lebih spesifik apa yang akan ditemukan dengan SKA. Ketika ditanya, ia hanya menuturkan, "Jika saya bisa memprediksi, maka kami tak akan sebegitu ambisius."

Teknologi yang dibutuhkan untuk mengembangkan SKA sendiri hingga kini belum ada. Namun, kolaborasi antara ilmuwan dan industri diharapkan bisa menyediakannya dalam jangka waktu lebih cepat.


Kesepakatan pembangunan SKA ditandatangani oleh beberapa negara dalam pertemuan di Roma. Negara yang menandatangani, antara lain Australia, China, Perancis, Jerman, Italia, Selandia Baru, Belanda, Afrika Selatan, dan Inggris.

Totalnya, ada 20 negara yang terlibat pembangunan teleskop ini. Mereka akan membentuk badan perencanaan legal pada pertengahan 2011. Inggris berencana untuk berinvestasi sebanyak 24 juta dollar AS dalam fase lanjut pembangunan SKA.

sumber: kompas.com

Minggu, 19 Juni 2011

Ditemukan Sinar Kilat Terlama Di Galaksi

CALIFORNIA--MICOM: Jagat raya masih menyimpan banyak misteri. Salah satunya munculnya lubang hitam yang terletak di sebuah bintang menyerupai matahari, dan memproduksi sinar kilat yang tahan lama.

Sinar tersebut tidak akan terlihat lagi dalam sejuta tahun. Laporan para astronom ini telah dilansir di jurnal Science edisi terbaru.

Sinar aneh tersebut memang berbeda dengan sinar gamma. Apabila sinar gamma meledak, akan berakhir dalam hitungan detik atau milidetik. Dan seringkali muncul efek berupa bintang mati atau bintang runtuh akibat ledakan sinar gamma.

Berdasarkan pengamatan ahli astronomi Joshua Bloom dari University of California-Barkeley bersama timnya, sinar misterius ini cukup lama mengeluarkan ledakan.

Dari pemantauan tim astronom pada 28 Maret lalu lewat pesawat ruang angkasa NASA Swift, terlihat adanya semburan sinar yang mirip kilat berlangsung lebih dari dua bulan. ''Bahkan sekarang masih berlangsung,'' kata Bloom.

Dari pandangan Bloom yang paling menarik adalah fenomena lubang hitam pada bintang. Menurutnya, saat ini banyak ditemukan lubang hitam di galaksi. Bloom belum begitu paham bagaimana lubang hitam berkembang di alam semesra. ''Kami pikir adanya lubang hitam itu karena adanya massa pada matahari. Namun kini lubang

sumber: www.mediaindonesia.com

Ditemukan Sinar Kilat Terlama Di Galaksi

CALIFORNIA--MICOM: Jagat raya masih menyimpan banyak misteri. Salah satunya munculnya lubang hitam yang terletak di sebuah bintang menyerupai matahari, dan memproduksi sinar kilat yang tahan lama.

Sinar tersebut tidak akan terlihat lagi dalam sejuta tahun. Laporan para astronom ini telah dilansir di jurnal Science edisi terbaru.

Sinar aneh tersebut memang berbeda dengan sinar gamma. Apabila sinar gamma meledak, akan berakhir dalam hitungan detik atau milidetik. Dan seringkali muncul efek berupa bintang mati atau bintang runtuh akibat ledakan sinar gamma.

Berdasarkan pengamatan ahli astronomi Joshua Bloom dari University of California-Barkeley bersama timnya, sinar misterius ini cukup lama mengeluarkan ledakan.

Dari pemantauan tim astronom pada 28 Maret lalu lewat pesawat ruang angkasa NASA Swift, terlihat adanya semburan sinar yang mirip kilat berlangsung lebih dari dua bulan. ''Bahkan sekarang masih berlangsung,'' kata Bloom.

Dari pandangan Bloom yang paling menarik adalah fenomena lubang hitam pada bintang. Menurutnya, saat ini banyak ditemukan lubang hitam di galaksi. Bloom belum begitu paham bagaimana lubang hitam berkembang di alam semesra. ''Kami pikir adanya lubang hitam itu karena adanya massa pada matahari. Namun kini lubang

sumber: www.mediaindonesia.com

Rabu, 15 Juni 2011

Setelah Gerhana, Bulan Terlihat Lebih Indah

Setelah sempat menghilang saat gerhana bulan total terjadi, pada Kamis (16/6/2011) dini hari. Sekitar pukul 04.30 WIB, bulan mulai terlihat kembali.

Setelah sempat menghilang pada Kamis dini hari, sejak sekitar pukul 02.22 WIB, akhirnya bulan terlihat di langit. Munculnya bulan pada pukul 04.30 WIB sekaligus menandakan gerhana bulan telah selesai.

Berbeda saat gerhana bulan total hendak terjadi dimana langit ditutupi awan tebal, pada saat gerhana bulan berakhir langit terlihat cerah. Cerahnya langit membuat bulan terlihat lebih indah dengan warna kemerahan serta berukuran cukup besar.

Bagi masyarakat yang melewatkan proses terjadinya gerhana bulan total hingga gerhana bulan selesai, bisa menyaksikan melalui video streaming di http://bosscha.itb.ac.id. dari Observatorium Bosscha. "Ini merupakan kerja sama antara Bosscha dengan Kominfo. Mereka menyediakan servernya," jelas peneliti Observatorium Bosscha Evan Irawan Akbar.

Tak hanya dari Bosscha, masyarakat pun bisa menyaksikan streaming gerhana dari beberapa wilayah lain. "Masyarakat bisa menyaksikan streaming gerhana dari daerah lainnya, salah satunya Yogyakarta," ujarnya.

sumber: inilah.com

Setelah Gerhana, Bulan Terlihat Lebih Indah

Setelah sempat menghilang saat gerhana bulan total terjadi, pada Kamis (16/6/2011) dini hari. Sekitar pukul 04.30 WIB, bulan mulai terlihat kembali.

Setelah sempat menghilang pada Kamis dini hari, sejak sekitar pukul 02.22 WIB, akhirnya bulan terlihat di langit. Munculnya bulan pada pukul 04.30 WIB sekaligus menandakan gerhana bulan telah selesai.

Berbeda saat gerhana bulan total hendak terjadi dimana langit ditutupi awan tebal, pada saat gerhana bulan berakhir langit terlihat cerah. Cerahnya langit membuat bulan terlihat lebih indah dengan warna kemerahan serta berukuran cukup besar.

Bagi masyarakat yang melewatkan proses terjadinya gerhana bulan total hingga gerhana bulan selesai, bisa menyaksikan melalui video streaming di http://bosscha.itb.ac.id. dari Observatorium Bosscha. "Ini merupakan kerja sama antara Bosscha dengan Kominfo. Mereka menyediakan servernya," jelas peneliti Observatorium Bosscha Evan Irawan Akbar.

Tak hanya dari Bosscha, masyarakat pun bisa menyaksikan streaming gerhana dari beberapa wilayah lain. "Masyarakat bisa menyaksikan streaming gerhana dari daerah lainnya, salah satunya Yogyakarta," ujarnya.

sumber: inilah.com

Kamis, 19 Mei 2011

Ditemukan, Planet Raksasa Tanpa Bintang

Para ahli astronomi mengatakan bahwa mereka telah menemukan planet-palnet raksasa yang tidak memiliki bintang induk.

Setelah melakukan pencarian selama dua tahun, ditemukan 10 planet raksasa berukuran Jupiter di bintang terdekat, namun beberapa di antaranya mengambang bebas di galaksi Bima Sakti, alias tidak memiliki bintang induk. Demikian seperti yang dikutip dari AFP, Kamis (19/5/2011).

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal sains Nature, memberikan pandangan baru atas pengetahuan mengenai planet. Ada lebih dari 500 planet tanpa bintang yang ditemukan sejak tahun 1995, namun penemuan ini adalah kali pertama ditemukan sebuah planet tanpa bintang yang berukuran raksasa.

Teori planet menyebutkan bahwa planet terbentuk dari debu dan gas dari bintang mereka. Jurnal Nature menyebut bahwa planet-planet tanpa bintang ini mungkin adalah planet yang memiliki jarak sangat jauh dari bintang mereka, hingga tidak lagi terpengaruh oleh gravitasinya,

Penelitian yang ditulis dalam jurnal sains Nature tersebut, ditulis oleh dua tim yang menggunakan gravitasi tingkat mikro untuk menganalisis 10 juta bintang di galaksi Bima Sakti dalam kurun waktu dua tahun.

sumber: okezone.com

Rabu, 18 Mei 2011

Gambar Ini Bukan Kuman Tapi, 20 Juta Lebih Bintang Tata Surya

Demi menjadi astronom, Nick Risinger nekat meninggalkan pekerjaan 'mapan-nya' sebagai seorang direktur pemasaran di sebuah perusahaan di Seattle, Amerika Serikat. Kuatnya keinginan menjadi seorang astronom membuatnya berkelana menemukan tempat terbaik untuk memotret langit dengan jutaan bintangnya.

Namun, kenekatannya patut diacungi jempol. Ia berhasil memotret 37.440 citra langit yang kemudian disatukan menjadi citra interaktif 360 derajat yang menakjubkan. Citra beresolusi 5.000 megapiksel itu menggambarkan galaksi Bimasakti dan lebih dari 20 juta bintang.


Dilansir NewScientist, untuk memotretnya, Risinger berkelana ke wilayah terpencil di bagian barat Amerika Serikat dan Afrika Selatan. Risinger membagi langit menjadi 624 wilayah dan memotret tiap bagian itu. Ia merencanakan pemotretan saat mulai Bulan baru ketika langit benar-benar gelap.

Agar memperoleh gambar tajam, Risinger menggunakan enam kamera pada tripod yang menyesuaikan dengan gerak rotasi Bumi. Bila banyak citra untuk kepentingan ilmiah menggunakan warna merah dan biru, Risinger menambahkan warna hijau untuk meningkatkan kedalaman gambar.

Menyelesaikan petualangannya pada Januari lalu, risinger mulai menyatukan gambar. Dengan software di komputernya, ia mengenali setiap frame foto dan memadukannya. Ia menyelesaikannya proyek "gila" itu dua minggu lalu, mem-posting gambarnya di situs web-nya, skysurvey.org.

Risinger mengatakan, "Ini bukanlah gambar yang bisa digunakan secara ilmiah. Ini adalah untuk apresiasi dan edukasi." Ia menambahkan, tujuan misinya bukanlah untuk uang, melainkan ia berharap bisa menjual versi cetak fotonya agar web yang dikelolanya tetap running.

Hingga saat ini jutaan orang telah mengakses foto di skysurvey.org. Di situs web-nya terdapat pula tawaran memberikan donasi sehingga proyek yang dijalankan Risinger terus berjalan dan lebih banyak lagi foto langit bisa dipublikasikan.


sumber: www.tribunnews.com

Sabtu, 07 Mei 2011

Bulan Terbesar Saturnus 'Sembunyikan' Samudera Raksasa?

LONDON - Mungkinkah bulan terbesar milik Saturnus, Titan, memiliki samudera raksasa di bawah permukaannya? Setidaknya demikianlah pendapat para peneliti dari Royal Observatory of Belgium di Brussel.

Tim peneliti menggunakan radar dari pesawat ulang-alik Cassini milik NASA untuk 'mengintip' ke balik atmosfer tipis Titan. Mereka menemukan bahwa, setelah beberapa waktu, beberapa bagian permukaan Titan bergeser hingga 19 mil (30,57 kilometer). Menurut mereka, pergeseran ini dikarenakan permukaan Titan berada di atas cairan berupa air dan ammonia.

Selain Bumi, Titan memang diketahui memiliki cairan pada permukaannya. Jika dugaan 'samudera bawah tanah' itu terbukti benar, hal ini akan meningkatkan peluang bulan tersebut memiliki kehidupan.

Bukan hanya itu, berdasarkan data yang ditransmisikan oleh Cassini, sumbu rotasi Titan juga mengalami pergeseran hingga 0,3 derajat. Menurut tim peneliti, terjadinya pergeseran sumbu rotasi ini menjadi bukti bahwa Titan tidak sepenuhnya terbuat dari material keras atau solid.

Titan justru disinyalir memiliki tempurung es yang berada di atas air laut, selubung es serta pusat planet yang beku dan berbatu. Demikian seperti dilansir Daily Mail, Sabtu (7/5/2011).

Salah satu peneliti, Rose-Marie Baland, mengatakan, "Penemuan ini berbalik dari apa yang kami ketahui tentang planet dan satelit lain serta proses formasi planet."

Kendati demikian, peneliti juga mempertimbangkan kemungkinan lain jika Titan tertabrak komet atau asteroid baru-baru ini, sehingga menyebabkan sumbu rotasinya bergeser.

Namun tampaknya mereka tetap berkeras untuk membuktikan bahwa Titan memang menyembunyikan samudera raksasa di bawah permukaannya. Mereka mensinyalir lautan itu memiliki kedalaman 3 hingga 265 mil (4-426 kilometer).

"Analisa kami memperkuat kemungkinan bahwa Titan menyimpan samudera di bawah permukaannya. Tapi hal itu belum bisa dipastikan. Jadi masih banyaak pekerjaan yang harus kami lakukan," tambah Baland.

Penemuan ini akan dipublikasikan di jurnal Astronomy & Astrophysics edisi mendatang.

sumber: 
http://techno.okezone.com/read/2011/05/07/56/454410/bulan-terbesar-saturnus-sembunyikan-samudera-raksasa

Jumat, 06 Mei 2011

PLANET-PLANET ANEH DI ALAM SEMESTA

Alam semesta kita begitu luasnya dan diisi benda-benda angkasa, termasuk planet dan bintang dengan jumlah tidak terhingga. Dari sejumlah planet yang sudah diketahui manusia, ada beberapa diantaranya yang aneh dan unik.

Misalnya, Planet WASP-12b. Planet ini diketahui sebagai planet paling panas yang pernah ditemukan. Suhunya, mencapai 3.200 derajat Celcius! Ini baru di permukaan saja.

Ada lagi planet lain bernama Planet Dubbed TrES-4. Ini merupakan planet terbesar yang diketahui hingga saat ini. Ukurannya 1,7 kali planet Jupiter. Sebagai perbandingan, ukuran Jupiter sendiri, 120 kali ukuran Bumi yang kita tinggali.

Selain itu, ada lagi planet yang seluruh permukaannya diisi oleh air. Untuk melihat foto-foto cantik dari planet-planet aneh tersebut

1. Planet Paltry



Planet Paltry memiliki 3 matahari. Jaraknya dari bumi sekitar 149 tahun cahaya. Foto:NASA/JPL's Planetquest/Caltech

2. Planet SWEEPS-10



Planet SWEEPS-10 memiliki kecepatan orbit tercepat. Waktu yang dibutuhkan planet ini untuk sekali mengelilingi bintangnya hanya sekitar 10 jam. Foto: NASA, ESA, A. Schaller (for STScI) 





3. Planet GJ 1214b





Astronom memperkirakan seluruh permukaan Planet GJ 1214b tertutup oleh air. Planet yang besarnya 3 kali ukuran bumi ini terletak sekitar 40 tahun cahaya dari bumi. Foto: David A. Aguilar, CFA
 

4. Planet Dubbed TrES-4


Planet Dubbed TrES-4 merupakan planet terbesar yang diketahui hingga saat ini. Ukurannya 1.7 x planet Jupiter. Jaraknya dari bumi sekitar 1400 tahun cahaya. Foto: Jeffrey Hall, Lowell Observatory 


5. Planet Kepler-10b



Planet Kepler-10b, hingga saat ini di ketahui sebagai planet terkecil di luar sistem tata surya. Planet kerdil ini ditemukan pada Januari 2011. Foto: NASA

6. Planet Epsilon Eridani b



Planet Epsilon Eridani b jaraknya sangat dekat dengan bumi, hanya sekitar 10.5 tahun cahaya. Sedemikian dekatnya hingga kita bisa mengamatinya dengan teleskop. Foto: NASA, ESA, G.F. Benedict

7. Planet OGLE-2005-BLG-390L b



Planet OGLE-2005-BLG-390L b adalah planet yang terdingin dan terjauh jaraknya dari bumi, sekitar 28 ribu tahun cahaya. Foto: ESO

8. Planet WASP-12b




Planet WASP-12b adalah planet paling panas yang pernah ditemukan. Suhu permukaannya mencapai 3.200 derajat Celcius. Letaknya 870 tahun cahaya dari bumi. Foto: ESA/NASA

sumber: vivanews.com

Di Planet Lain, Tanaman Berwarna Hitam ??

Warna hitam dan abu-abu memang jarang ditemui pada vegetasi tanaman di Bumi. Namun, warna tumbuh-tumbuhan di planet lain mungkin saja didominasi warna hitam dan abu-abu. Warna tersebut misalnya bisa jadi muncul di planet berwarna kemerahan.

Peneliti Jack O'Malley-James dari University of St Andrews di Skotlandia tengah mengerjakan riset tentang proses fotosintesis berlangsung pada tanaman dengan dipengaruhi dari warna cahaya yang menyinarinya.

Di Bumi, kebanyakan tanaman berwarna hijau demi beradaptasi dengan cahaya Matahari yang kuning keemasan, yang diterima di permukaan planet. Namun, berdasarkan penelitiannya, pada planet-planet yang bersistem dua bintang dengan warna berbeda dari Matahari, tanaman dapat berwarna abu-abu bahkan hitam.

"Supaya dapat menyerap energi lebih, dan memperkuat proses fotosintesis," terangnya.

Penelitian ini pun membuka wawasan akan banyaknya kombinasi serta variasi pada bintang dan potensi keberlangsungan kehidupan di planet-planet yang mengorbitnya.

Tak hanya unsur warna yang berpengaruh. "Untuk planet yang mengorbit dua bintang atau lebih, radiasi berbahaya dari cahaya yang intens dapat membuat tanaman menciptakan semacam tabir suryanya sendiri, untuk mengeblok sinar ultraviolet," kata O'Malley-James.

sumber:
http://sains.kompas.com/read/2011/04/28/21375764/Di.Planet.Lain.Tanaman.Berwarna.Hitam

PLANET PALING PANAS DI JAGAD

Planet WASP-12b adalah planet paling panas yang pernah ditemukan. Suhu permukaannya mencapai 3.200 derajat Celcius. Letaknya 870 tahun cahaya dari bumi. Foto: ESA/NASA

Sejak ditemukan pada 2008, planet WASP-12b terus menunjukkan keunikannya. Planet yang memiliki bobot 1,4 kali planet Jupiter ini berada sangat dekat dengan bintang induknya.
Akibatnya, berbagai gas yang ada tersedot ke bintang induk. Bukan itu saja hal aneh dari planet yang memiliki atmosfer itu. Ilmuwan menemukan bahwa WASP-12b memiliki kandungan karbon yang cukup banyak.

Penemuan itu dipublikasikan dalam jurnal Nature kemarin. Tim yang terdiri dari para ilmuwan dari Princeton University ini dikepalai Nikku Madhusudhan dan tim ini pula yang pertama menemukan planet WASP-12b.

Tak seperti dalam studi sebelumnya, observasi terhadap planet yang berjarak sekitar 1.200 tahun cahaya ini dilakukan dengan meneliti pantulan gelombang panjang planet tersebut. Para peneliti menggunakan teleskop di Hawaii.

Untuk menentukan komposisi atmosfer di WASP-12b, aliran yang terjadi pada setiap gelombang panjangnya dibandingkan dengan komposisi atmosfer Jupiter. Komponen yang diteliti antara lain methanol, karbon dioksida, karbon monoksida, uap air, dan amonia.

Di Jupiter, carbon dan oksigen bercampur dengan rasio 0,5 dan oksigen lebih banyak. Begitu juga dengan methanol. Adapun di WASP-12b, kandungan methanol (CH4) 100 kali lebih banyak ketimbang di Jupiter.

Sedangkan saat membandingkan rasio oksigen dan karbon, para peneliti menemukan bahwa planet ini mengandung lebih banyak karbon. Artinya, planet ini tidak cocok untuk ditempati manusia.

“Ini adalah wilayah baru dan akan memotivasi para peneliti untuk melakukan studi lebih jauh untuk mengetahui terbuat dari apa planet yang kaya akan karbon ini,” kata Madhusudhan.

Bumi adalah planet yang memiliki kandungan oksigen lebih banyak ketimbang karbon. Sedangkan WASP-12b adalah planet pertama yang diketahui memiliki kandungan karbon lebih banyak dari oksigen.

sumber:
- www.tempointeraktif.com
- vivanews.com